Tugas perangkap binatang melibatkan pembuatan dan penggunaan alat atau perangkat untuk menangkap binatang dengan tujuan tertentu, seperti penelitian, pengendalian populasi, atau pemindahan. Perangkap binatang dapat beragam bentuk dan ukuran tergantung pada jenis binatang yang ditargetkan, serta tujuannya. Misalnya, perangkap tikus biasanya sederhana dan kecil, sementara perangkap untuk hewan besar seperti babi hutan atau rusa lebih kompleks dan besar.
Pendekatan ini penting dalam manajemen satwa liar dan konservasi, membantu ilmuwan dan peneliti mengumpulkan data tentang perilaku, populasi, dan kesehatan hewan. Namun, penggunaan perangkap harus dilakukan secara etis dan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk menghindari penderitaan atau kerusakan yang tidak perlu pada binatang yang ditangkap.
Dalam tugas besar perangkap binatang, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, mulai dari perencanaan, pemilihan lokasi, jenis perangkap yang digunakan, hingga sensor sensor yang digunakan. Semua proses ini membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam tentang rangkaian yang akan digunakan, serta teori teori dasar tentang masing masing sensor, komponen, alat serta masing masing input
Dengan melakukan tugas besar perangkap binatang dengan benar, kita dapat mengetahu bentuk rangkaian dari perangkap binatang,. Ini adalah tugas yang kompleks dan membutuhkan kerjasama antara masing masing tim dalam membuat serta merancang sebuah rangkaian yang kompleks.
- Dapat merancang simulasi kontrol perangkap binatang otomatis.
- Memudahkan dalam menangkap binatang
- Resistor
- Kapasitor
- Dioda
- Komponen Input
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima.
6. MQ-7 Gas Sensor
- Komponen Output
Voltage follwer memiliki impedansi yang sangat tinggi sehingga tidak membebani rangkaian pengumpan sinyal dibelakangnya. selain itu rangkaian op-amp ini memiliki impendansi output yang rendah yang membuatnya cocok dibebani oleh peranti berikutnya.
- Resistor
Berdasarkan Kode Warna
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
- Transistor
Transistor adalah perangkat semikonduktor yang berfungsi untuk memperkuat, mengendalikan, dan menghasilkan sinyal listrik. Transistor termasuk ke dalam komponen aktif, di mana hanya dapat bekerja jika terdapat adanya sumber tegangan. Transistor memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi. Anda pasti pernah mendengar Integrated Circuit (IC), kadang-kadang disebut chip, microchip, atau sirkuit mikroelektronik, yaitu wafer semikonduktor yang di dalamnya terdapat ribuan atau jutaan transistor.
Transistor BJT (Bipolar Junction Transistors) merupakan jenis transistor yang paling umum digunakan. Transistor ini memiliki tiga terminal, terdiri dari dua sambungan P-N. Ketiga teminal transistor BJT tersebut adalah Emitor (Emitter), Basis (Base), dan Kolektor (Collector). Terdapat 2 jenis transistor BJT, yaitu NPN dan PNP.
Kemudian, mari bahas bagaimana perbedaan kedua transistor NPN dan PNP. Pada transistor NPN emitor biasanya terhubung ke ground, sedangkan pada PNP kolektor biasanya terhubung ke ground. Sementara itu, emitor transistor PNP terhubung ke sumber tegangan positif, sedangkan kolektor NPN terhubung ke sumber tegangan positif. Basis transistor NPN terhubung ke sumber tegangan positif, sedangkan basis PNP terhubung ke ground. Arus yang dibutuhkan basis sangatlah kecil, karena jika terlalu besar maka membuat transistor cepat panas. Oleh karena itu, basis biasanya dihubungkan ke resistor terlebih dahulu.
Selanjutnya, mari analisa aliran arus dari kedua transistor NPN dan PNP. Pada transistor NPN arus basis (IB) mengalir masuk ke transistor, sedangkan transistor PNP arus basis mengalir ke luar transistor. Arus emitor (IE) pada transistor NPN mengalir ke luar dari transistor, sedangkan arus emitor transistor PNP arahnya masuk ke dalam transistor. Terakhir adalah arus kolektor (IC) transistor NPN arahnya masuk, sedangkan arus kolektor transistor PNP arahnya ke luar.
Di sini dalam menganalisa arus pada transistor lebih mudah untuk menggunakan arah arus konvensional, yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dibandikan dengan arus elektron yang arah arusnya dari potensial rendah ke potensial tinggi. Mengapa demikian? Ini karena terletak pada simbol arah panah yang ada di teminal emitor dari kedua transistor NPN dan PNP, di mana arah panah tersebut lebih mudah diartikan sebagai arah arus konvensional yang mengalir. Intinya, kedua transistor NPN dan PNP memiliki sistem arah arus yang berbeda satu sama lain. Selanjutnya, mari bahas beberapa rumus dasar untuk meganalisa transistor.
Pada gambar di atas, di sebelah kiri terdapat rumus untuk mencari tahu besarnya arus yang mengalir. Untuk β (beta) atau hfe Anda dapat mencarinya dari datasheet transistor yang digunakan. Kemudian, karena transistor NPN cenderung lebih banyak digunakan maka di sini menggunakan transistor NPN sebagai contoh soalnya.
Di sebelah kiri pada gambar di atas terdapat transistor dalam sebuah rangkaian, di mana arus yang mengalir ke basis sebesar 100 μA (1000 μA = 1 mA), sedangkan hfe = 200. Ditanyakan adalah IC dan IE. Jawabannya adalah IC = 10 mA dan IE = 10 mA. Dari contoh soal di atas, hfe > 100 yang mana itu berarti besarnya IE kira-kira akan sama dengan IC (IE ≈ IC). Jawaban IE sebenarnya 10,05 mA, tetapi itu dapat dibulatkan menjadi 10 mA sehingga masih sama atau kira-kira sama dengan IC.
Contoh soal pada gambar di atas merupakan bagaimana transistor dioperasikan sebagai saklar. Di dalam rangkaian tersebut terdapat saklar. Pada saat saklar terbuka atau off maka tidak ada arus yang mengalir ke basis. Artinya, transistor juga off karena itu sama saja tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Begitu juga LED yang off. Dengan demikian, saklar mengatur sejumlah arus kecil ke basis dan juga mengatur arus yang lebih besar yang mengalir melalui LED.
Sementara itu, ketika saklar tertutup atau on maka arus akan mengalir dari kutub positif baterai–resistor B (RB)–basis–emitor. Dalam hal ini, karena terdapat arus kecil yang mengalir melalui basis, di mana tegangan basis (VB) 0,6 V atau lebih maka transistor akan on. Ini juga membuat terjadinya arus mengalir dari kolektor ke emitor, atau jika dijelaskan lebih runut arus mengalir dari sumber tegangan kutub positif–resistor c (RC)–LED (menyala)–kolektor (IC)–emitor (IE). Jadi, begitulah transistor dapat beroperasi sebagai saklar, di mana Anda dapat menggunakan arus kecil (IB) untuk mengontorol arus yang lebih besar (IC).
Selanjutnya, mari analisa perhitungan yang ada pada rangkaian:
VCC = 12 V
VRB = RB × IB
= 100K × 0,000114 A
= 11,4 V
VBE = VB – VE
= 0,6 – 0
= 0,6
VA = 12 V
VRC = RC × IC
= 0,0114 × 220
= 2,508 V
VD = VA – VRC
= 12 – 2,508
= 9,492 V
Di sini penurunan tegangan LED menggunakan 2 V (walaupun sebetulnya penuruan LED itu bervariasi tergantung warna)
VC = VD – Penurunan tegangan LED
= 9,492 – 2
= 7,492 V
VCE = VC – VE
= 7,492 – 0
= 7,492 V
- kapasitor
Kapasitor atau biasa disebut kondensator adalah komponen elektronik bersifat pasif yang dapat menyimpan muatan listrik sementara dengan satuan dari kapasitor adalah Farad.
Kapasitor ini terdari dua plat konduktor yang dipasang sejajar namun tidak bersentuhan.
Energi yang disimpan dalam kapasitor dapat di salurkan ke berbagai alat antara lain lampu flash camera, sirkuit elektronik, dan masih banyak lagi.
Dalam seni elektronik atau lambing dari kapasitor dalam bidang elektronik dapat disimbolkan dengan bentuk

Siapa yang sudah pernah melihat bentuk dari kapasitor? Kalau belum lihatlah gambar dibawah ada berbagai jenis kapasitor sebagai berikut.
Jenis Kapasitor
Kapasitor Keramik

Kapasitor Polyester

Kapasitor Elektrolit

Berbagai contoh diatas merupakan jenis jenis kapasitor. Dari berbagai jenis tersebut sebenarnya memiliki fungsi dan kemampuan yang sama yang membedakan dari berbagai kapasitor diatas adalah bahan pembuatnya.
Pada bagian dalam kapasitor itu dapat kita gambarkan seperti dua plat yang disusun berhadapan ataupun dua plat yang disusun seperti obat nyamuk.
Apakah kalian dapat membayangkannya? Kalu belum mari diperhatikan dengan seksama.
1. Dua plat disusun sejajar

2. Dua Plat disusun seperti obat nyamuk

Apakahkalian tau apa perbedaan baterai dan kapasitor?
Walaupun dua benda tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang hamper sama, namun keduanya memiliki perbedaan.
Baterai merupakan penyimpan muatan listrik yang dapat juga digunakan sebagai sumber tegangan listrik.
Namun kapasitor hanya berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik sementara dan tidakdapat difungsikan sebagai sumber tegangan listrik.
Suatu kapasitor memiliki nilai kapasitansi yang bergantung pada nilai Q (muatan listrik) dan V (tegangan listrik).
Besar nilai kapasitansi bergantung juga pada ukuran, bentuk, posisi kedua keeping sejajar dan materi yang memisahkan kedua plat tersebut.
Dari berbagai parameter tersebut kita akan mengetahui nilai kapasitansi dari kapasitor yang dirumuskan pada rumus kapasitor dibawah ini.
Rumus Kapasitor
Dalam materi ini ada berbagai fariabel yang perlu diperhatikan dan diketahui. Variable tersebut dapat kita ketahui dengan rumus rumus seperti dibawah ini.
1. Rumus Besar Nilai Kapasitansi
C = €A/d
Dimana
- C = nilai kapasitansi (F)
- A = luas plat sejajar (m2)
- d = jarak dua plat (m)
- € = permeabilitas bahan penyekat (C2/Nm2)
2. Beda Potensial Kapasitor
Q1 = Q2
C1V1 = C2V2
Dimana
- Q1 dan Q2 = Beda potensial Kapasitor
3. Energi Kapasitor
W = ½ Q2/C
W = ½ QV
W = ½ CV2
Dimana
- W = enegri kapasitor (J)
Setelah kita memahami dan mengerti mengenai pengertian dan persamaan dari kapasitor marilah kita uji kemampuan kita dengan mengarjakan beberapa soal untuk menyelesaikan masalah kapasitor dalam kehidupan sehari-hari.
- dioda
Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya
Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :
- Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
- Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
- Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
- Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
- Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :
Prinsip Kerja Dioda
Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog
- Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
- Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
- Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
- Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
- Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
- Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
- Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.
Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital
(Fungsi Ohm / Ohmmeter)
- Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
- Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
- Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
- Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
- Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
(Menggunakan Fungsi Dioda)
- Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda
- Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
- Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
- Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
- Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
- relay
relay adalah saklar elektromagnetik yang dioperasikan oleh arus listrik yang relatif kecil yang dapat menghidupkan atau mematikan arus listrik yang jauh lebih besar.
Umumnya, relay dioperasikan secara mekanis sebagai sakelar menggunakan elektromagnet dan jenis relay ini disebut sebagai relay solid state.
Ada berbagai macam jenis relay dan diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria seperti berdasarkan tegangan operasi, berdasarkan teknologi operasi, dan sebagainya.
Inti dari relay adalah elektromagnet
Berikut adalah beberapa teori dasar yang terkait dengan relay beserta rumus-rumusnya:
- > Hukum Ohm: Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara tegangan (V), arus (I), dan resistansi (R) dalam sebuah rangkaian listrik. Rumus dasar Hukum Ohm adalah: V = I x RØ Daya Listrik: Daya listrik (P) merupakan energi yang dikonsumsi oleh suatu rangkaian listrik. Rumus daya listrik adalah: P = V x I
- Ø Tegangan Seri (VS): Tegangan seri adalah tegangan total yang terdistribusi pada resistor atau komponen lain yang terhubung secara seri. Jumlah tegangan dalam rangkaian seri adalah penjumlahan dari tegangan di setiap komponen. Rumusnya adalah: VS = V1 + V2 + V3 + ...
- Ø Tegangan Paralel (VP): Tegangan paralel adalah tegangan yang sama yang diterapkan pada setiap komponen dalam rangkaian paralel. Rumusnya adalah: VP = V1 = V2 = V3 = ...
- Ø Hukum Kirchoff: Hukum Kirchoff mencakup dua hukum dasar dalam analisis rangkaian listrik, yaitu Hukum Kirchoff Pertama (Hukum Arus Kirchoff) dan Hukum Kirchoff Kedua (Hukum Tegangan Kirchoff).
- Ø Hukum Kirchoff Pertama (Hukum Arus Kirchoff) menyatakan bahwa jumlah aliran arus masuk ke sebuah simpul dalam rangkaian harus sama dengan jumlah arus keluar dari simpul tersebut. ∑I masuk = ∑I keluar
- Ø Hukum Kirchoff Kedua (Hukum Tegangan Kirchoff) menyatakan bahwa jumlah tegangan dalam suatu loop dalam rangkaian listrik adalah nol. ∑V loop = 0
Relay: Relay memiliki beberapa parameter dasar yang perlu dipahami:
- Ø Tegangan kumparan (Vc): Tegangan yang diterapkan pada kumparan relay.
- Ø Arus kumparan (Ic): Arus yang mengalir melalui kumparan relay.
- Ø Tegangan kontak (Vkontak): Tegangan yang diperbolehkan untuk dilalui oleh kontak relay.
- Ø Arus kontak (Ikontak): Arus maksimum yang dapat dilalui oleh kontak relay.
Beberapa rumus umum yang terkait dengan relay meliputi:
- Ø Daya kumparan (Pc): Pc = Vc x Ic
- Ø Resistansi kumparan (Rc): Rc = Vc / Ic
- Ø Daya kontak (Pkontak): Pkontak = Vkontak x Ikontak
Op-Amp LM741
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan
dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan
nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan
yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Rangkaian dasar Op-Amp
Op Amp IC 741
adalah sirkuit terpadu monolitik, yang terdiri dari Penguat Operasional
tujuan umum. Ini pertama kali diproduksi oleh semikonduktor Fairchild
pada tahun 1963. Angka 741 menunjukkan bahwa IC penguat operasional ini
memiliki 7 pin fungsional, 4 pin yang mampu menerima input dan 1 pin
output.
Op Amp IC
741 dapat memberikan penguatan tegangan tinggi dan dapat dioperasikan
pada rentang tegangan yang luas, yang menjadikannya pilihan terbaik
untuk digunakan dalam integrator, penguat penjumlahan, dan aplikasi
umpan balik umum. Ini juga dilengkapi perlindungan hubung singkat dan
sirkuit kompensasi frekuensi internal yang terpasang di dalamnya.
Konfigurasi PIN
Spesifikasi:
Respons karakteristik kurva I-O:
5. Battery
Baterai
atau elemen kering adalah salah satu alat listrik yang berfungsi
sebagai penyimpan energi listrik dan mengeluarkan tegangan dalam bentuk
listrik (sebagai sumber tegangan). Pada umumnya baterai terdiri dari tiga komponen yang penting yaitu :1. Batang karbon (C) sebagai anode (kutub positif baterai).
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)
Terdapat dua jenis baterai yaitu :
1. Baterai Primer Baterai
adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, menggunakan reaksi
kimia yang tidak dapat dibalik (irreversible reaction). pada umumnya
dijual adalah baterai yang bertegangan listrik 1,5 volt.2. Baterai SekunderBaterai
sekunder atau biasanya disebut rechargeable battery adalah baterai yang
dapat di isi ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat dibalik
(reversible reaction) biasanya digunakan pada telepon genggam.Adapun salah satu persamaan menghitung tegangan adalah :
P = V x IKeterangan :P = Daya (W)V = Tegangan yang terukur (V)I = Arus yang terukur (I)
6. Sensor 1. Vibration Sensor
Vibration
sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan
pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari
suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor
getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi
sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk
tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal
getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses
manipulasi sinyal, diantaranya:
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor
getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau.
Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
- Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
- Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
- Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
- Jenis sinyal getaran
- Rentang frekuensi pengukuran
- Ukuran dan berat objek getaran.
- Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
- Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
(power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
- Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :
Grafik Respon Sensor Getaran
2. Touch Sensor

Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh
ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti
sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Tubuh
manusia memiliki Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin
atau perangkat elektronik/listrik agar dapat melakukan interaksi dengan
lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai jenis sensor pun
diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu sensor tersebut
adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
Berdasarkan
fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu
Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive
Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor Kapasitif
Sensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat
ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan
mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor
resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan
teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda
dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan
sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan
layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan
konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau
disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa
disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang
memiliki sifat konduktif.
Pada
saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk
membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa
sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini
apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara
jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor Resistif
Tidak
seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak
tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat
logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan
pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi,
sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif
seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor
sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh
jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas
dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film.
Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan
konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara
kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas
mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film
lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga
menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut
dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Grafik Respon Sensor Sentuh
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Rangkaian dasar Op-Amp
Op Amp IC 741 adalah sirkuit terpadu monolitik, yang terdiri dari Penguat Operasional tujuan umum. Ini pertama kali diproduksi oleh semikonduktor Fairchild pada tahun 1963. Angka 741 menunjukkan bahwa IC penguat operasional ini memiliki 7 pin fungsional, 4 pin yang mampu menerima input dan 1 pin output.
Op Amp IC 741 dapat memberikan penguatan tegangan tinggi dan dapat dioperasikan pada rentang tegangan yang luas, yang menjadikannya pilihan terbaik untuk digunakan dalam integrator, penguat penjumlahan, dan aplikasi umpan balik umum. Ini juga dilengkapi perlindungan hubung singkat dan sirkuit kompensasi frekuensi internal yang terpasang di dalamnya.
Konfigurasi PIN
Spesifikasi:
Respons karakteristik kurva I-O:
5. Battery
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)
Terdapat dua jenis baterai yaitu :
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
- Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
- Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
- Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
- Jenis sinyal getaran
- Rentang frekuensi pengukuran
- Ukuran dan berat objek getaran.
- Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
- Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
(power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
- Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :
2. Touch Sensor

Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh
ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti
sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Tubuh
manusia memiliki Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin
atau perangkat elektronik/listrik agar dapat melakukan interaksi dengan
lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai jenis sensor pun
diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu sensor tersebut
adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
Berdasarkan
fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu
Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive
Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor Kapasitif
Sensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat
ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan
mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor
resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan
teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda
dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan
sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan
layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan
konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau
disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa
disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang
memiliki sifat konduktif.
Pada
saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk
membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa
sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini
apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara
jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor Resistif
Tidak
seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak
tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat
logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan
pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi,
sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif
seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor
sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh
jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas
dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film.
Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan
konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara
kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas
mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film
lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga
menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut
dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Grafik Respon Sensor Sentuh
Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
3. Sound Sensor
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi listrik. Sensor suara ini digunakan untuk menghantarkan listrik berdasarkan pendeteksian suara untuk menghidupkan perangkat yang dihubungkan. Prinsip kerja sensor suara sederhana dan sangat mudah. Ia bekerja seperti telinga manusia. Modul
sensor suara terdiri dari papan sirkuit kecil yang merupakan mikrofon
50 Hz-10 kHz dan beroperasi dengan modul detektor sensor untuk deteksi. Komponen sirkuit pemrosesan eksternal lainnya mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik.
Komponen perangkat keras penting lainnya adalah pembanding presisi tinggi LM393N. Perangkat ini wajib mendigitalkan sinyal listrik ke keluaran digital D0. Untuk menyesuaikan sensitivitas output digital D0, modul sensor suara berisi potensiometer bawaan. Sensor
suara berisi mikrofon yang disebut mikrofon kondensor dengan 2 pelat
bermuatan - satu adalah diafragma dan yang lainnya adalah pelat
belakang. Pelat ini tampak seperti kapasitor. Jika
sinyal suara (bertepuk tangan, membentak, mengetuk, alarm) atau sinyal
audio bergerak melalui udara dan mengenai diafragma mikrofon, maka jarak
antara 2 pelat bermuatan berubah karena getaran diafragma. Oleh karena itu perubahan kapasitansi antara pelat ini menghasilkan sinyal listrik keluaran. Sinyal keluaran ini sebanding dengan sinyal suara masukan yang diterima mikrofon. Terakhir, sinyal keluaran diperkuat oleh amplifier dan didigitalkan untuk menentukan intensitas sinyal suara yang masuk.Grafik Respon Sensor Suara 4. Infra Red Sensor

Sistem sensor infra
merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja
jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang
mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh
penerima.
Sensor IR sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sensor IR secara khusus menyaring cahaya IR, tapi tidak terlalu baik
untuk mendeteksi cahaya tampak.
2. Sensor IR memiliki demulator (bagian yang memisahkan sinyal informasi
(yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga
informasi tersebut dapat diterima dengan baik) yang digunakan untuk
mencari IR yang ter-modulasi (merupakan bagian yang mengubah sinyal
informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan)
pada rentang frekuensi 38 KHz. Lampu LED IR yang hanya menyala terus
menerus tidak akan terdeteksi oleh receiver, melainkan harus PWM
Blinking/Flicking (berkedip secara konstan dalam kurun waktu beberapa
milidetik) pada rentang 38 KHz.
3. Sensor IR mendeteksi sinyal IR 38 KHz dan keluaran rendah (0V) atau
tidak mendeteksi apapun dan keluaran tinggi (5V) (Ada dkk, 2012).
Model dari sensor IR sendiri cukup beragam
Grafik Respon Sensor Infrared
5. Sensor MQ-7
Sensor
MQ-7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk
mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari,
industri, atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ-7 ini adalah mempunyai
sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan
berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater : 5V AC/DC dan
menggunakan catu daya rangkaian : 5 VDC, jarak pengukuran : 20 - 2000
ppm untuk ampuh mengukur gas karbon monoksida.
Sensor
gas MQ-7 disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2)
lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi
kerak yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih. Pemanas
menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen
sensitif. Sensor Gas MQ-7 dibuat dengan 6 pin, 4 dari mereka yang
digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan untuk
menyediakan arus pemanasan.
Cara
kerjanya sesuai gambar di bawah ini, yaitu hambatan muka Rs sensor
diperoleh melalui sinyal yang dipengaruhi oleh tegangan output yang
terkena beban RL yang terhubung secara seri. Ketika sensor mendeteksi
adanya gas CO, pengukuran sinyal output pada sensor akan diperoleh
setelah heater bekerja dalam beberapa saat (2,5 menit dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah).
Berdasarkan kerja grafik respon MQ-7 di bawah ini memiliki sensitivitas tinggi dan respon cepat terhadap gas karbon monoksida dan Hidrogen sehingga saat kadar gas CO dan H2 lebih
banyak terkontaminasi di suatu ruangan laboratorium, maka resistansi
pada sensor gas MQ-7 akan semakin mengecil, sehingga respon sensor MQ-7
akan aktif mengumpankan tegangan untuk mengaktifkan pengaman tanda
bahaya akibat kontaminasi gas beracun. Keluaran dari sensor MQ7 berupa sinyal analog.
Grafik Respon Sensor Gas MQ-7
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima.
Sensor IR sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sensor IR secara khusus menyaring cahaya IR, tapi tidak terlalu baik
untuk mendeteksi cahaya tampak.
2. Sensor IR memiliki demulator (bagian yang memisahkan sinyal informasi
(yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga
informasi tersebut dapat diterima dengan baik) yang digunakan untuk
mencari IR yang ter-modulasi (merupakan bagian yang mengubah sinyal
informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan)
pada rentang frekuensi 38 KHz. Lampu LED IR yang hanya menyala terus
menerus tidak akan terdeteksi oleh receiver, melainkan harus PWM
Blinking/Flicking (berkedip secara konstan dalam kurun waktu beberapa
milidetik) pada rentang 38 KHz.
3. Sensor IR mendeteksi sinyal IR 38 KHz dan keluaran rendah (0V) atau
tidak mendeteksi apapun dan keluaran tinggi (5V) (Ada dkk, 2012).
Model dari sensor IR sendiri cukup beragam
Grafik Respon Sensor Infrared
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian bekerja
Download Video Sensor Infrared [DISINI]
Download Video Sensor Vibration [DISINI]
Download Video Sensor Gas MQ-7 [DISINI]
Download Library Sensor Vibration [DISINI]
Download Library Sensor GAS MQ-7 CO2 [DISINI]
Download Library Sensor TOUCH [DISINI]
Download Library Sensor INFRARED [DISINI]
Download Library Sensor SOUND [DISINI]
FILE DATASHEET:
Datasheet Voltmeter DC [klik disini]
Datasheet LED [klik disini]
Datasheet Dioda [klik disini]
Datasheet NPN [klik disini]
Datasheet Relay [klik disini]
Datasheet Buzzer [klik disini]
Datasheet DC Motor [klik disini]
Datasheet Potensiometer [klik disini]
Datasheet Op-amp 741 [klik disini]
Datasheet Sound Sensor [klik disini]
Datasheet Touch sensor[klik disini]
Datasheet Infrared sensor [klik disini]
Datasheet Gas MA-7 [klik disini]
Datasheet Battery [klik disini]
.jpg)






































Tidak ada komentar:
Posting Komentar